ILMU FALAK –Program Studi Ilmu Falak gelar Rihlah Falakiyah
di Tiga Kampus yaitu UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Walisongo Semarang dan
Universitas Ahmad Dahlan yang diikuti oleh sepuluh Mahasiswa dan didampingi
oleh Dr Muh. Rasywan Syarif, selaku Kaprodi Ilmu Falak, Adriana Mustafa, M.H., Selaku
Sekprodi Ilmu Falak dan Nurul Wakia M.Pd.i. Dosen Hombase Ilmu Falak. yang berlangsung
selama 14-18 Oktober 2024. 20/10/2024.
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut
diantaranya adalah mahasiswa semester lima sebanyak tujuh orang yakni, Baso
Surya, Izzat Azza Wajallah, Achmed, Amrullah, Fatimah Restu, Andi Bunga dan
Yuliana. Sedangkan mahasiswa semester tiga sebanya tiga orang yakni, Muthi’ur
Rahman, Uyainah dan Fatimah.
Dr. Muh. Rasywan Syarif selaku Ketua Prodi Ilmu Falak sekaligus menjelaskan, bahwa untuk fokus kegiatan Rihlah Falakiyah adalah Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) skala nasional yang tidak lain untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa ilmu falak yang kemudian dapat bertukar wawasan secara interaktif dan adaptif.
Selain itu mahasiswa juga diajarkan cara penggunaan instrumen falak seperti Teleskop Go To berbasis komputer, Instrumen klasik ilmu falak yang menjadi pengalaman baru dalam mengamati benda-benda langit di observatorium dan planetarium ilmu falak.
“Kegian ini juga menjadi gerbang pengetahuan
baru sebagai eduwisata Planetarium dan Observatorium ilmu falak. Saya berharap
Rihlah Falakiyah dapat berlangsung setiap tahunnya agar mahasiswa ilmu falak
dapat menjadikan kegiatan ini sebagai motivasi belajar dan pengalaman budaya
akamedik falak” harapnya.
Amrullah sebagai salah satu mahasiwa yang
mengikuti Rihlah Falakiyah mengungkapkan “Saya sangat senang mengikuti kegiatan
Rihlah Falakiyah, dimana saya dapat mengetahui metode pembelajaran dan dapat
bertukar pikiran bersama mahasiswa ilmu falak di UIN Sunan Ampel dan UIN Walisongo
Semarang yang memiliki peringkat tiga Planetarium terbesar skala Universitas.
“Semoga ini menjadi motivasi bagi mahasiwa ilmu
falak yang akan datang dan menjadi warna baru dalam pengetahuan akademik kita,
karena proses pembelajaran itu dibentuk dengan kemauan bukan kemalasan”
tutupnya.